Jumat, 08 April 2016

Standar Kerja




Setiap orang maupun perusahaan dalam melakukan kegiatan selalu berusaha untuk menentukan metode kerja yang baik, karena dengan metode kerja yang baik akan dapat meningkatkan produkvitas kerja yang tinggi. Usaha untuk menentukan lama kerja yang dibutuhkan Seorang Operator (terlatih dan  “qualified”) dalam Menyelesaikan suatu pekerjaan yang spesifik pada tingkat kecepatan kerja yang normal dalam lingkungan kerja yang terbaik pada saat itu Pengukuran waktu yang dilakukan terhadap beberapa Alternative system kerja, maka yang terbaik dilihat Dari waktu penyelesaian tersingkat Pengukuran waktu juga ditujukan untuk mendapatkan waktu baku penyelesaian pekerjaan, yaitu waktu yang dibutuhkan secara wajar, normal, dan terbaik.
Dalam kaitannya dengan manajemen produksi/operasi, maka yang dimaksud dengan standar produksi adalah merupakan pedoman yang (harus) digunakan untuk melaksanakan proses produksi suatu perusahaan yang bersangkutan. Sebagai contoh misalnya standar upah dan gaji, standar penggunaan bahan baku, standar jam kerja, dan lain-lain. Sedangkan standardisasi merupakan konsepsi manajemen yang  menitikberatkan pada efektivitas operasi dengan tenaga kerja yang sistematis, dan melalui prosedur yang telah ditentukan. Dengan kata lain, standardisasi dipandang sebagai proses penyusunan, pelaksanaan, dan pengawasan penggunaan standar.
Standard Kerja Operasi
Standar tenaga kerja modern diawali dengan penelitian yang dilakukan oleh Fredrick Taylor, Frank Gilberth, dan Lillian Gilberth di awal abad ke-20. Saat itu, sebagaian besar pekerjaan dikerjakan secara manual yang mengakibatkan besarnya peran pekerja dalam satu produk. Informasi yang diketahui tentang hal- hal yang termasuk dalam satu hari kerja normal hanya sedikit sehingga manajer memulai suatu penelitian untuk meningkatkan metode kerja dan memahami usaha manusia.
Usaha ini berlanjut hingga sekarang. Walaupun sekarang kita, telah berada di awal abad ke-21 dan upah pekerja sering kurang dari 10% nilai penjualan, standar tenaga kerja masih merupakan hal penting dalam organisasi jasa dan manufaktur. Standar tenaga kerja ini biasanya merupakan titik awal dalam menentukan kebutuhan pekerja. Standar tenaga kerja yang baik merupakan satu persyaratan pada pabrik manufaktur di Amerika yang lebih dari separuhnya menggunakan sIstem insentif pekerja.
Berikut ini diberikan beberapa keuntungan atau manfaat penggunaan standar operasi/ produksi dalam perusahaan:
  1. Dapat dikuranginya macam bahan baku maupun barang jadi yang harus ada dalam persediaan.
  2. dengan adanya standardisasi barang-barang jadi maka pembuatannya pun menjadi lebih mudah dalam arti tidak perlu dilakukan penghitungan atau perubahan ukuran, sifat barang setiap mulai produksi sehingga akan menghemat waktu, tenaga dan modal.
  3. Dengan dihematnya waktu pembuatan maka penyerahan barang jadi ke konsumen akan dapat tepat waktu.
  4. Pengiriman barang tidak akan salah karena barang-barang telah dikelompokkan terlebih dulu berdasarkan standarnya masing-masing.
Manajemen operasi yang efektif  membutuhkan standar yang dapat membantu perusahaan untuk menentukan hal- hal berikut.
  1. Muatan pekerja dari setiap barang yang diproduksi (biaya pekerja).
  2. Kebutuhan staf (berapa orang yang dibutuhkan untuk memproduksi barang yang dibutuhkan).
  3. Perkiraan biaya dan waktu sebelum produksi dilaksanakan (untuk membantu mengambil beragam keputusan dari perkiraan biaya hingga ke keputusan untuk membuat sendiri atau membeli).
  4. Jumlah kru dan keseimbangan pekerjaan (siapa yang mengerjakan apa dalam satu aktivitas kelompok atau pada satu lini produksi).
  5. Tingkat produksi yang diharapkan (jadi, baik manajer maupun pekerja tahu apa saja yang termasuk dalam satu hari kerja normal).
  6. Dasar perencanaan insentif pekerja (apa yang menjadi acuan untuk memberikan insentif yang tepat).
  7. Efisiensi karyawan dan pengawasan (sebuah standar diperlukan untuk mengetahui apa yang digunakan dalam penentuan efisiensi).
Standar tenaga kerja yang ditetapkan secara benar ini mewakili waktu yang dihabiskan oleh seorang pekerja rata- rata untuk melaksanakan aktivitas tertentu di bawah kondisi kerja normal.


Metode Kerja
Untuk menentukan metode kerja yang baik, kita harus menyusun diagram tali (string diagram),  diagram aliran proses dan  diagram simo (simultaneous motion chart).

1 Diagram Tali (String Diagram)
        Bagan tali merupakan suatu bagan atau model yang dengan menggunakan tali mengikuti dan mengukur jalah yang dilalui pekerja, bahan atau perlengkapan selama berlangsungnya suatu urutan peristiwa tertentu. Jadi diagram tali tidak lain adalah diagram aliran berbentuk khusus, yang mempergunakan tali atau benang untuk mengukur jarak. Oleh karenanya diagram tali harus digambar tepat menurut skala. Diagram tali dimulai dengan mencatat semua fakta yang diperlukan dari pengamatan langsung. Diagram tali ini sering digunakan untuk melengkapi suatu aliran proses, sehingga bersama-sama dapat memberi gambaran yang jelas tentang apa yang sesungguhnya dikerjakan.
Diagram tali dapat dipakai untuk mengikuti gerak bahan terlebih- lebih jika perlu  diketahui secara mudah jalan yang dilalui bahan itu dan juga diagram tali lebih banyak digunakan untuk meng ikuti gerak pekerja. Para peneliti kerja mengikuti pekerja yang menjadi perhatiannya sewaktu menjalankan pekerjaan, pekerja ini bergerak dari tempat yang satu ketempat yang lain. Jika daerah kerja itu terbatas sehingga seluruhnya dapat diawasi, maka ia akan dapat mengamati pekerja itu dari satu tempat tanpa perlu berpindah- pindah. Penelitian kerja   ini mencatat secara metodis tiap tempat yang dituju oleh pekerja, dan jika perjalanannya cukup   panjang maka saat tiba dan berangkat dicatat   juga. Akan sangat menghemat, jika pengaitan  itu memakat kode, angka, huruf dan sebagainya untuk masing- masing mesin, tempat penyimpanan dan titik titik tujuan lain.
Setelah diagram tali itu dibuat dari aktifitas para pekerja dalam memproduksi barang pada saat itu atau yang berlaku, kemudian pengamat mencoba untuk merubah tempat-tempat tertentu, sehingga ditemukan tata ruang untuk melaksanakan operasi yang sama dengan gerak yang seminimal mungkin.
Setelah diagram tali yang baru itu dibuat kemudian dibuat bagan aliran. Bagan proses digunakan untuk mencatat karena memang memberi suatu gambaran yang lengkap tentang apa yang dijalankan dan membantu untuk mengerti fakta yang bersangkutan serta hubungan di antara yang satu dengan yang lain.
Diagram aliran digunakan untuk melengkapi bagan aliran proses. Diagram tersebut merupakan suatu gambar menurut skala pabrik yang menggambarkan tempat mesin, tempat kerja dan daerah setepat- tepatnya. Di dalam diagram aliran ini akan ditunjukan diagram aliran yang berlaku sekarang dan juga yang diusulkan.
 Langkah- langkah dalam membuat diagram tali adalah sebagai berikut:
·         Menyusun kegiatan- kegiatan yang dilakukan pekerja dalam melakukan pekerjaan.
·         Menyediakan  papan  yang  digunakan untuk membantu kita dalam menyusun kegiatan proses produksi.
·         Benang atau tali digunakan untuk mengikuti jalannya proses produksi, yaitu dari tempat yang satu ke tempat yang lain.
·         Menganalisa yaitu dengan memindah- mindahkan tempat kerja yang satu ke yang lain, sehingga diperoleh jarak antara satu tempat ke tempat yang lain yang lebih efisien.
2. Diagram Aliran Proses/ Flow Chart
        Diagram aliran proses/ Flow Chart ini  merupakan kelanjutan dari diagram tali, sebab  setelah diketahui proses produksi yang efisien ditentukan dengan diagram tali dan dibuat diagram proses, kemudian kita menentukan aliran proses. Aliran proses itu mencari kegiatan- kegiatan yang harus dihindarkan dan kegiatan- kegiatan yang harus dilakukan, sehingga akan diperoleh aliran proses/ flow chart yang lebih efisien. Maksud dari bagan aliran proses  adalah bagan proses yang mengutamakan urutan jalannya suatu produk atau tata cara dengan mencatat segala peristiwa dalam penelitian sambil menggunakan tanda- tanda/ simbol bagan proses/ flow chart yang sesuai. Dalam menentukan aliran proses, kita menggunakan tanda- tanda/ simbol bagan proses/ flow chart dalam tujuannya untuk mempermudah penelitian dalam mengamati kegiatan yang dilakukan oleh para pekerja dalam melakukan pekerjaannya.
Tanda- tanda atau simbol- simbol yang digunakan dalam diagram aliran proses/ flow chart itu dapat dilihat pada bahasan khusus tentang flowchart Di dalam bagan aliran proses ini  juga  ditunjukkan bagan aliran proses yang dilakukan perusahaan dan  juga metode yang  diusulkan. Bagan  aliran proses juga menunjukkan  uraian  kegiatan, waktu jarak serta simbol- simbol yang dipakai.
Bagan ini untuk mencatat kegiatan apa pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya. Setelah dibuat bagan aliran proses/ flow chart dari kegiatan yang di-lakukan sekarang kemudian diadakan pengamatan, kegiatan-kegiatan apa yang sekiranya tidak perlu di lakukan  oleh pekerja itu dihilangkan, kemudian di buat bagan aliran proses yang sudah diadakan perbaikan- perbaikan.
Langkah- langkah dalam menyusun diagram aliran proses adalah sebagai berikut:
1.      Mencatat uraian kegiatan para pekerja.
2.      Mempersiapkan formulir atau bagan aliran proses yang akan digunakan.
3.      Memahami arti dari simbul- simbul yang digunakan dalam menyusun bagan aliran proses.
4.      Mengamati  dan membuat  aliran serta  mencatat waktu dari kegiatan pertama ke kegiatan  berikutnya yang dilakukan oleh para pekerja.
5.      Menganalisa  kegiatan- kegiatan  mana yang sebenarnya tidak perlu dilakukan dan kegiatan- kegiatan mana yang harus tetap dilakukan.
3 Diagram Simo (Simultaneous Motion Chart)   
        Diagram simo ini mencatat tentang gerakan tangan kiri dan kanan pekerja  dalam melakukan pekerjaannya serta mencatat waktu yang diperlukan setiap gerakan tangan baik tangan kanan maupun tangan kiri. Bagan ini sangat perlu untuk dibuat, karena dengan bagan ini akan dapat diketahui gerakan ke dua tangan yang tidak efisien yang dapat menimbulkan kelelahan bagi  pekerja sendiri dan dapat mengetahui gerakan- gerakan kedua tangan yang efisien, sehingga waktu untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut akan lebih cepat.

        Bagan simo adalah bagan yang berdasarkan analisa dengan film digunakan untuk mencatat sekaligus pada skala waktu bersama sejumlah atau kumpulan therblig yang dilakukan oleh berbagai bagian badan seorang atau beberapa orang pekerja. Pada penyusunan bagan simo disini, kami tidak akan menggunakan analisa dengan film tetapi hanya mengamati gerak tangan  kiri dan kanan tiap jenis produk yang dihasilkan oleh pabrik tersebut, karena setiap jenis produk yang dibuat itu mempunyai gerak tangan yang berbeda- beda dan proses pembuatannya pun juga berbeda.
Bagian proses dua tangan merupakan bagan proses untuk mencatat aktifitas tangan pekerja dalam hubungannya satu terhadap yang lain. Analisa gerak dua tangan ini tujuannya untuk menyusun dan mendapatkan gerak yang paling ekonomis.
Prinsip- prinsip yang digunakan untuk menyusun gerak yang paling ekonomis adalah sebagai berikut :
1).     Penggunaan anggota badan.
·         Sedapat mungkin kedua tangan akan memulai dan menyelesaikan suatu pekerjaan dalam waktu yang sama.
·         Sedapat mungkin ke dua tangan tidak menganggur secara bersamaan kecuali pada waktu istirahat.
·         Gerak dari tangan hendaknya seimbang dan serentak.
·         Gerak dari tangan dan tubuh sedapat mungkin merupakan gerakan yang serasi, sehingga tidak menimbulkan gangguan pada kesehatan para karyawan.
·         Keseimbangan dari kecepatan dan ketepatan bergerak selalu dijaga sehingga akan sesuai dengan jarak pada urut- urutan tubuh karyawan.
·         Diutamakan menyusun gerakan yang lancar dan rata secara terus- menerus sehingga memudahkan karyawan untuk mempelajarinya.
·         Gerakan untuk pemindahan barang  dilaksanakan dengan cepat dan semudah mungkin.
·         Pelaksanaan pekerjaan sedapat mungkin diusahakan dalam bentuk gerakan- gerakan  normal, simetris dan tidak menyilang.
·         Akomodasi mata sedapat mungkin diusahakan tidak menimbulkan "cepat lelah".
2).        Tempat kerja.
·         Semua peralatan yang dipergunakan serta bahan-bahan yang diperlukan ditempatkan secara tetap disekitar tempat karyawan.
·         Peralatan, bahan serta alat pengawasan  ditempatkan pada lokasi yang mudah  dijangkauoleh karyawan yang mempergunakannya.
·         Perpindahan material, dari gudang ke tempat karyawan sedapat mungkin mempergunakan hukum gaya berat, sehingga menghemat tenaga.Penggunaan "drop deliveries" (pemasukan barang dengan jalan         penjatuhan/ tempat  barang tersebut di bawah karyawan) sedapat mungkin dipergunakan.
·         Bahan- bahan dan peralatan diterapatkan dalamlokasi yang baik sehingga karyawan dapat mengambil dengan urutan yang baik.
·         Penerangan hendaknya tepat mengenai obyek kerja karyawan dengan membuat penerangan yang cukup. Sedapat mungkin arah penerangan ini tidak menyilaukan karyawan, dan juga tidak mengaburkan penglihatan karyawan.
·         Tingginya tempat kerja dan tempat duduk dibuat secara serasi mungkin sehingga memudah kan karyawan untuk sewaktu- waktu berdiri dan duduk kembali.
·         Ukuran tinggi rendahnya tempat duduk tersebut diusahakan agar dapat dipergunakan oleh seluruh karyawan, sehingga pergantian karyawan tidak memerlukan pergantian peralatan.
3).       Penyusunan peralatan dan perlengkapan.
·         Kedua tangan karyawan harus dapat  bergerak dengan bebas dan cepat untuk mendapatkan peralatan dan perlengkapan yang diperlukan. Bila mermungkinkan dipergunakan perlengkapan/ peralatan yang dapat digerakkan/ dipergunakan dengan kaki karyawan
·         Dua atau lebih dari peralatan- peralatan tersebut digabungkan apabila memungkinkan.
·         Peralatan dan bahan- bahan sedapat mungkin ditempatkan dalam rangkaian yang menguntungkan karyawan.
·         Apabila setiap jari karyawan mempunyai gerakan- gerakan spesifik (misal pekerjaan pengetikan) maka beban dari setiap jari harus didistribusikan sesuai dengan kemampuan dan kapasitas dari masing- masing jari tersebut.
·         Peralatan- peralatan pengukit, palang kayu dan lain sebagainya (kalau ada) ditempatkan tidak jauh dari karyawan, sehingga karyawan dapat mempergunakannya apabila diperlukan tanpa membuang waktu dan tenaga.
    Simbol- simbol yang dipakai atau digunakan dalam bagian simo adalah sebagai berikut: 
·         OPERASI, digunakan untuk aktivitas memegang, mendudukkan, menggunakan,   melepaskan perkakas, atau bahan. 
·         TRANSPORT, digunakan untuk gerak tangan dari atau ke pekerjaan atau peralatan atau bahan. 
·         PENUNDAAN, digunakan untuk menunjukkah waktu tangan sedang menganggur   (meskipun yang  lainnya sedang bekerja). 
·         PEGANG, digunakan untuk aktivitas memegang pokerjaan, peralatan atau bahan, yakni apabila tangan yang dalam penelitian  itu sedang memegang sesuatu.
Di dalam bagian simo, gerak tangan kiri dan tangan kanan akan ditunjukkan secara jelas, kegiatan- kegiatan yang dilakukan oleh ke dua tangan tersebut dan juga waktu yang digunakan oleh kedua tangan dalam melakukan aktivitasnya. Didalam menganalisis nanti pertama kita menyusun bagan simo yang dilakukan sekarang dan kemudian dibuat bagian simo yang diusulkan.

Langkah- langkah dalam melakukan pengamatan gerak ke dua tangan dengan menggunakan bagan simo adalah sebagai berikut:
·         Menentukan kegiatan yang akan diamati.
·         Memahami kegiatan yang akan diamati.
·         Menyiapkan bagan simo dan juga memahami simbul- simbul yang digunakan untuk mengadakan pengamatan, dengan memahami simbul serta kegiatan ini akan membantu penelitian dalam menyusun bagan simo.
·         Menganalisa bagan simo yang telah disusun, kemudian mencari gerakan-gerakan kedua tangan yang tidak diperlukan atau kegiatan yang efisien, setelah itu menyusun kembali bagan simo yang telah dilakukan perbaikan.

Jenis Standard
Secara umum standar dalam perusahaan akan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yakni:
1).Standar Teknis (Technical Standard).
Merupakan standar yang secara teknis harus dipenuhi di dalam pelaksanaan produksi perusahaan yang bersangkutan. Apabila standar ini tidak diikuti atau tidak dipatuhi maka pelaksanaan proses produksi dapat terganggu atau bahkan terhenti sama sekali. Ada pun beberapa contoh dari standar teknis antara lain:
1.      Standar bahan baku
2.      Standar waktu proses
3.      Standar penggunaan peralatan produksi
4.      Standar bentuk dan ukuran
5.      Standar kualita.

2).Standar manajerial (Managerial Standard).
Merupakan  kebijaksanaan-kebijaksanaan manajemen perusahaan yang bersangkutan dalam rangka operasi perusahaan, termasuk operasi produksi. kebanyakan standar manajerial akan meliputi bidang-bidang administrasi. Sebagai contoh:
·         Standar harga
·         Standar gaji dan upah
·         Standar penilaian
·         Standar jenjang kepangkatan dan jabatan

       Standar tenaga kerja modern diawali dengan penelitian yang dilakukan oleh Fredrick Taylor, Frank Gilberth, dan Lillian Gilberth di awal abad ke-20. Saat itu, sebagaian besar pekerjaan dikerjakan secara manual yang mengakibatkan besarnya peran pekerja dalam satu produk. Informasi yang diketahui tentang hal- hal yang termasuk dalam satu hari kerja normal hanya sedikit sehingga manajer memulai suatu penelitian untuk meningkatkan metode kerja dan memahami usaha manusia.
 Usaha ini berlanjut hingga sekarang. Walaupun sekarang kita, telah berada di awal abad ke-21 dan upah pekerja sering kurang dari 10% nilai penjualan, standar tenaga kerja masih merupakan hal penting dalam organisasi jasa dan manufaktur. Standar tenaga kerja ini biasanya merupakan titik awal dalam menentukan kebutuhan pekerja. Standar tenaga kerja yang baik merupakan satu persyaratan pada pabrik manufaktur di Amerika yang lebih dari separuhnya menggunakan sIstem insentif pekerja.

Berikut ini diberikan beberapa keuntungan atau manfaat penggunaan standar operasi/ produksi dalam perusahaan:
  1. Dapat dikuranginya macam bahan baku maupun barang jadi yang harus ada dalam persediaan.
  2. dengan adanya standardisasi barang-barang jadi maka pembuatannya pun menjadi lebih mudah dalam arti tidak perlu dilakukan penghitungan atau perubahan ukuran, sifat barang setiap mulai produksi sehingga akan menghemat waktu, tenaga dan modal.
  3. Dengan dihematnya waktu pembuatan maka penyerahan barang jadi ke konsumen akan dapat tepat waktu.
  4. Pengiriman barang tidak akan salah karena barang-barang telah dikelompokkan terlebih dulu berdasarkan standarnya masing-masing.
Manajemen operasi yang efektif  membutuhkan standar yang dapat membantu perusahaan untuk menentukan hal- hal berikut.
  1. Muatan pekerja dari setiap barang yang diproduksi (biaya pekerja).
  2. Kebutuhan staf (berapa orang yang dibutuhkan untuk memproduksi barang yang dibutuhkan).
  3. Perkiraan biaya dan waktu sebelum produksi dilaksanakan (untuk membantu mengambil beragam keputusan dari perkiraan biaya hingga ke keputusan untuk membuat sendiri atau membeli).
  4. Jumlah kru dan keseimbangan pekerjaan (siapa yang mengerjakan apa dalam satu aktivitas kelompok atau pada satu lini produksi).
  5. Tingkat produksi yang diharapkan (jadi, baik manajer maupun pekerja tahu apa saja yang termasuk dalam satu hari kerja normal).
  6. Dasar perencanaan insentif pekerja (apa yang menjadi acuan untuk memberikan insentif yang tepat).
  7. Efisiensi karyawan dan pengawasan (sebuah standar diperlukan untuk mengetahui apa yang digunakan dalam penentuan efisiensi).
Standar tenaga kerja yang ditetapkan secara benar ini mewakili waktu yang dihabiskan oleh seorang pekerja rata- rata untuk melaksanakan aktivitas tertentu di bawah kondisi kerja normal.


Sumber Standard Kerja
Untuk dapat menyusun standar produksi dalam perusahaan dengan baik, maka manajemen perusahaan selayaknya perlu untuk mengetahui dan menentukan sumber standar produksi yang akan dipergunakan. berikut ini beberapa sumber standar yang dikelompokkan menjadi empat sumber. pemisahan sumber standar menjadi empat tersebut di atas didasarkan pada luas pemakaian standar produksi yang dipergunakan, atau banyak dan sedikitnya pemakai standar. Keempat sumber standar tersebut adalah:
  1. Aktivitas perusahaan
  2. Asosiasi Perusahaan dan Masyarakat
  3. Standar Nasional
  4. Standar Internasional


Penyusunan Standard Kerja
Standar tenaga kerja dapat ditetapkan dengan beberapa cara:
1 Pengalaman Masa Lalu.
 Standar tenaga kerja dapat diperkirakan berdasarkan pengalaman historis yakni berapa jam yang dibutuhkan pekerja untuk melakukan suatu pekerjaan. Standar historis mempunyai kelebihan karena untuk memperolehnya relative mudah dan murah. Standar historis ini biasanya diperoleh dari kartu waktu pekerja atau data produksi. Walaupun demikian, standar ini tidak obyektif dan kita tidak mengetahui akurasinya, apakan mereka mencerminkan kecepatan kerja yang layak atau buruk, dan apakah kejadian yang tidak biasa terjadi telah disertakan dalam perhitungan. Karena variable ini tidak diketahui, penggunaan teknik ini tidak dianjurkan. Sebagai penggantinya, studi waktu yang telah ditentukan, dan pengambilan sampel kerja lebih dianjurkan.
2 Studi Waktu.
Pengambilan waktu dengan menggunakan stopwatch atau studi waktu yang pada awalnya diperkenalkan oleh Frederick W. Taylor di tahun 1881, masih menjadi metode yang paling banyak digunakan hingga sekarang. Prosedur studi waktu mencakup menghitung waktu contoh kinerja seorang pekerja dan menggunakannya sebagai standar. 
Hal-hal pokok yang perlu diperhatikan dalam penyusunan standar antara lain:
1. Persiapan Penyusunan Standar
Dalam persiapan penyusunan standar, manajemen perlu menentukan sumber standar yang akan digunakan. Manajemen dapat menggunakan satu sumber, namun dapat juga mengkombinasikan beberapa sumber.

2. Penyusun Standar
        Kualitas standar produksi yang akan disusun dan dipergunakan akan bergantung kepada manajemen yang akan menyusun standar tersebut. Lebih khusus lagi, kualitas standar produksi akan sangat bergantung pada individu atau team yang melaksanakan penyusunan standar produksi tersebut. berdasarkan hal tersebut, maka penyusun standar produksi paling tidak harus memiliki pengetahuan dan kemampuan sebagai berikut:
·         Pengetahuan teknis yakni pengetahuan tentang pelaksanaan operasi/produksi dalam perusahaan. Misalnya, mengetahui masalah-masalah teknis mesin dan peralatan yang digunakan oleh perusahaan, mempunyai latar belakang pengetahuan yang kuat tentang mesin dan peralatan yang digunakan, mengetahui dengan baik tentang urutan pelaksanaan proses produksi, dan mengikuti perkembangan teknologi dari mesin dan peralatan yang digunakan.
·         Keahlian dalam hubungan karyawan. Misalnya, dpat mengerti dan memahami karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut, mempunyai kemampuan dalam pengendalian karyawan, dapat memberikan pengarahan dan penjelasan, dapat menempatkan karyawannya sesuai dengan kemampuan mereka.
·         Pengalaman dalam mengelola perusahaan. Misalnya mempunyai dasar pengetahuan yang cukup dalam hubungannya dengan tahap atau fase pelaksanaan proses produksi, serta hubungan antar fase, mengetahui dengan pasti tentang pelaksanaan operasi dari masing-masing bagian produksi, mengetahui pelaksanaan tugas sehari-hari dari bagian-bagian lain, mempunyai kemampuan dan kemauan untuk bertanggung jawab, dapat menggunakan wewenang dengan baik, serta mempunyai inisiatif kerja.

3. Pendekatan Dalam Penyusunan Standar
        Ada beberapa pendekatan antara lain:
·         Pendekatan individual yaitu pendekatan penyusunan standar produksi yang dilaksanakan oleh seorang ahli.
·         Pendekatan Bersama, merupakan pendekatan penyusunan standar produksi yang dilaksanakan secara bersama-sama dari beberapa bagian dalam perusahaan.
·         Pendekatan Gabungan, merupakan pendekatan penyusunan standar produksi yang merupakan gabungan dari pendekatan individual dan pendekatan bersama. Artinya secra bersama-sama bagian-bagian yang ada dalam perusahaan menyusun standar produksi di bawah bimbingan dan pengarahan seorang ahli.


Teknik Penyusunan Standard

     Beberapa metode untuk menerapkan standardisasi dalam perusahan antara lain:
  1. Spesifikasi. yang dimaksud spesifikasi dalam standar produksi adalah batasan-batasan atau keterangan-keterangan yang berhubungan dengan karakteristik suatu produk, proses, bahan dan lain-lain.
  2. Simplifikasi. yang dimaksud dengan simplifikasi dalam standar produksi adalah pengurangan variasi pelaksanaan proses produksi yang terdapat dalam perusahaan.
  3. Keputusan manajemen. manajemen dapat mengeluarkan keputusan-keputusan yang dapat digunakan sebagai standar produksi dalam perusahaan yang bersangkutan.
  4. Standar Tercetak merupakan standar yang dinyatakan secara tertulis.


Menghitung Waktu Standard
Jenis pengukuran waktu: Secara langsung, pengukuran jam henti (Stopwatch Time Study), sampling kerja (Work Sampling). Secara tidak langsung: data waktu baku (Standard data), data waktu gerakan (Predetermined Time System).
Pengukuran kerja ialah penerapan teknik yang direncanakan untuk menerapkan waktu bagi pekerja yang memenuhi syarat untuk menyelesaikan pekerjaan tertentu pada tingkat prestasi yang ditetapkan.
Penelitian kerja ialah teknik utama untuk mengurangi kerja terutama dengan meniadakan gerak tak perlu pada bahan maupun tenaga dan dengan menggantikan metode yang tidak memenuhi syarat. Pengukuran kerja berusaha menyelidiki, mengurangi dan selanjutnya meniadakan sewaktu tak efektif, yakni waktu yang tidak efektif dalam melakukan sesuatu, apapun sebabnya.
Pengukuran kerja memberi cara kepada manajemen untuk mengukur waktu yang diperlukan untuk menjalankan suatu operasi atau rangkaian operasi, sehingga waktu tak efektif diketemukan dan dapat dipisahkan dari waktu efektif. Dengan cara ini akan diketahui bahwa ada waktu tak efektif, sifatnya serta seberapa banyak sebelumnya terdapat waktu tak efektif tersembunyi dalam keseluruhan waktu pembuatan atau proses.
Disini pengukuran kerja mempunyai peranan lain lagi. Bukan saja dapat mengungkapkan waktu tak efektif tetapi pengukuran kerja juga dapat digunakan untuk menetapkan standar waktu pelaksanaan kerja. Akibat pelanggaran terhadap standar waktu bersangkutan segera terlihat karenanya menjadi perhatian langsung pihak manajemen.
Faktor yang menyebabkan waktu tak efektif diakibatkan lebih banyak pada manajemen daripada yang terdapat di kalangan pekerja. Lagi pula sebab lain waktu tak efektif seperti penghentian karena tak ada bahan baku atau kemacetan pada pabrik yang sering terjadi tanpa adanya usaha sungguh- sungguh untuk memperbaiki keadaan. Faktor yang menyebabkan menurunnya produktivitas perusahaan ialah:
a.    Sifat dan keaadaan barang.
b.    Proses yang berjalan tidak semestinya.
c.    Waktu tak efektif yang bertumpuk selama produksi berlangsung.
d.    Kekurangan pihak manajemen atau kelalaian para buruh.

        Kegunaan Pengukuran Kerja Dalam proses penetapan standar itu, mungkin akan diperlukan pengukuran kerja:
  1. Membandingkan efisiensi beberpa metode yang harus dipilih. Apabila dalam keadaan yang lain sama maka metode yang terbaik ialah yang paling sedikit memerlukan waktu.
  2. Mengimbangi pekerjaan masing- masing anggota kelompok, dengan disertai menggunakan bagan aktivitas berganda, sehingga sedapat mungkin masing-masing anggota menjalankan pekerjaan yang memerlukan waktu yang sama untuk menyelesaikannya.
  3. Menentukan mesin dan manusia yang turut menggunakan bagan aktivitas berganda, untuk sejumlah mesin yang dapat dilayani oleh seorang petugas.
  4. Memberi keterangan mengenai dasar perencanaan dan pembagian waktu produksi, termasuk yang diperlukan oleh pabrik dan tenaga kerja dalam rangka pelaksanaan rencana kerja serta pemanfaatan kapasitas yang tersedia.
  5. Memberi keterangan sebagai dasar taksiran untuk penawaran harga penjualan serta janji penyampaian barang.
  6. Menetapkan standar penggunaan mesin serta prestasi tenaga kerja yang selanjutnya dapat dipakai untuk maksud tersebut di atas dan sebagai penentuan perangasang.
  7. Memberi keterangan untuk pengawasan baiaya tenaga kerja dn untuk dapat menetapkan dan mempertahankan biaya standar.
Teknik utama untuk melaksanakan pengukuran kerja antara lain sebagai berikut:
1)    Penelitian waktu.
·         Mengambil sampling kegiatan dan kelanjutannya yanki sampling kegiatan bertingkat.
·         Sintesa dari keterangan standar.
·         Sistem waktu gerak yang ditetapkan sebelumnya.
·         Mengadakan taksiran.
·         Mengadakan taksiran analitis.
·         Mengadakan taksiran perbandingan.
2)    Luas Kegiatan.
Biasanya bagian penelitian kerja diharapkan melaksanakan hal- hal berikut:
  • Penelitian metode mengenai pekerjaan dan operasi yang ada, menuju penetapan metode yang diperbaiki.
  • Pengukuran kerja dan penetapan standar waktu.
  • Mempelajari perubahan yang diusulkan mengenai pekerjaan petugas khususnya menyiapkan rancangan tata ruang mesin dan pabrik dalam hubungan perluasan atau reorganisasi.
  • Menyususn secara rutin keterangan pemeriksaan untuk pengawas dan manajemen sepanjang mereka ada sangkut pautnya dengan penggunaan waktu pekerja dan hasil yang diperoleh.
  • Merancang dan menetapkan rancangan perangsang untuk pekerja. (Hendra Poerwanto G)
Sumber :

Nama : Nita Priyani
Kelas : 3EA03
Npm : 16213475
Tulisan : Bahasa Indonesia 2

Tidak ada komentar:

Posting Komentar