Rabu, 20 Januari 2016

Tugas Perilaku Konsumen



Nama : Nita Priyani
Kelas : 3EA03
Npm : 16213475
Tugas : Bab 5 Perilaku Konsumen

Soal :
1.      Pokok Bahasan
PEMBELIAN
2.      Sub Pokok Bahasan
  1. Proses keputusan membeli
  2. Memilih alternatif terbaik
  3. Memilih sumber-sumber pembelian

Jawaban :
1.1 Pengertian Pembelian
Pembelian merupakan suatu tindakan untuk mendapatkan barang atau jasa yang kemudian akan dipeguanakn sendiri atau di jual kembali, pembelian biasanya dilakukan minimal dua pihak atu lebih atau yang sering disebut sebagai penjual dan pembelian, Pembelian dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu pembelian secara cash dan pembelian secara credit.
Pengertian Pembelian
Definisi Pembelian adalah Suatu pristiwa atau tindakan yang dilakukan oleh dua belah pihak dengan tujuan menukarkan barang atau jasa dengan menggunakan alat transaksi yang sah dan sama-sama memiliki kesepakatan dalam transaksinya, dalam pembelian terkadang akan terjadi tawar menawar antara pembeli dan penjual hingga mendapatkan kesepakatan harga yang kemudian akan melakukan transaksi penukaran barang atau jasa dengan alat tukar yang sah dan di sepakati kedua belah pihak.
Pengertian Pembelian Menurut Para Ahli
  1. Brown dkk. (2001:132) mengatakan bahwa secara umum pembelian bisa didefinisikan sebagai: “managing the inputs into the organization’s transformation (production process).” Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa pembelian merupakan pengelolaan masukan ke dalam proses produksi organisasi.
  2. Galloway dkk. (2000:31) mengenai fungsi pembelian, yaitu: “The role of purchasing function is to make materials and parts of the right quality, and quantity available for use by operations at the right time and at the right place.” Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa peran fungsi pembelian adalah untuk mengadakan material dan part pada kualitas yang tepat dan kuantitas yang tersedia untuk digunakan dalam operasi pada waktu yang tepat dan tempat yang tepat.
  3. Bodnar dan Hopwood (2001:323), adalah proses bisnis dalam memilih sumber daya-sumber daya, pemesanan dan perolehan barang atau jasa.
Tugas Pembelian
  • Melakukan transaksi pembelian pada watu dan tempat yang tepat
  • Barang yang dibeli memiliki manfaat dan fungsi yang diperlukan
  • Sebelum membeli membandingkan harga dari tempat yang berbeda
  • Bertanggung jawab atas pelaksanaan pembelian barang atau jasa
  • Barang yang dibeli kemungkianan dapat dijual kembali
  • Sebelum membeli lakukan periksalah harga pasar yang ada
Manfaat Pembelian
  1. Mendapatkan barang hasil pembelian 
  2. Dapat memenuhi kebutuhan melalui pembelian
  3. Hasil Pembelain dapat bermanfaat
  4. Penjual mendapatkan hasil dari penjualannya
Jenis-Jenis Pembelian
  1. Pembelian Secara Cash atau tunai adlah pembelian yang dilakukan sekali transaksi dengan menerima barang yang di beli dan memberikan uang sebagai alat tukar yang sesuai dengan jumlah yang disepakati
  2. Pembelian Credit atau Berkala adal pembelian yang dilakukan lebih dari satu kali transaksi, pada transaksi pertama pembeli memberika sejumlah uang sebagai uang muka dan penjual memberikan  barang yang di beli dengan catatan akan terjadi pembeyaran kedua.
2.1  Proses keputusan membeli
Proses  keputusan  membeli dipengaruhi  unsur  psikologis  yang  menentukan tipe pembelian yang mereka buat meliputi motivasi, persepsi, belajar, kepribadian dan sikap.
a. Kebutuhan Kesenjangan antara keadaan faktual dengan keadaan yang diinginkan konsumen.
Kebutuhan  ini  dapat  dirasakan  baik  melalui  rangsangan  dari  luar  maupun dari dalam diri konsumen seperti lapar dan haus.
b.    Pencarian informasi sebelum pembelian 
Informasi dibutuhkan sebagai alat pertimbangan dari berbagai alternatif yang ada. 
Informasi  tersebut,  dikumpulkan  dalam  jumlah  lebih  dari  satu  yang  dapat  mempunyai 
kesamaan,  melengkapi  bahkan  berbeda  dalam  keberadaannya. 
Persamaan  informasi  mendukung  daya  kepercayaan  dimana  perbedaan  memberikan  alasan  untuk  evaluasi  kesesuaian  dengan  kebutuhan  maupun  keinginan konsumen.
c.    Evaluasi alternatif 
Perbandingan  dari  berbagai  alternatif  yang  tersedia  sehingga  diperoleh  pilihan  terbaik. Penilaian  ini  menimbulkan  rasa  puas  atau  tidak  puas  konsumen yang  memberikan 
pengaruh  terhadap tindakan  selanjutnya  mereka  terhadap  produk maupun organisasi sebagai umpan balik berupa pengalaman pembelian.  Model  keputusan  pembelian telah dikemukakan memperlihatkan adanya tiga  klasifikasi, yaitu: input, proses, dan output. Input menentukan proses yang kemudian menghasilkan  output  berupa  pembelian. 
Proses  yang  meliputi  variabel  pembuatan  keputusan,  unsur  psikologis,  pengalaman berlangsung  dalam  diri  konsumen  ditentukan  input  yang  bersumber  dari  luar  individu  konsumen  berupa  usaha  pemasaran,  lingkungan  sosial  budaya. 
Berdasarkan hal tersebut, keputusan pembelian dipengaruhi faktor-faktor baik dari luar maupun dari dalam diri konsumen dimana belum mencapai tindakan pembelian.
1.    Kesadaran Konsumen Terhadap Kebutuhan dan Keinginannya 
Dapatnya  kebutuhan  diklasifikasikan  oleh  beberapa  ahli  memberikan  gambaran  kebutuhan  konsumen tetap dalam jangka waktu yang lama. Pengembangan  atau  kombinasi  dari  kebutuhan  tersebut,  mempunyai  jangka waktu aktif lebihtemporer  dan  berlangsung pada individu konsumen.
Abraham  Maslow  (Pramudya  Sunu,1999:6)  mengklasifikasikan kebutuhan secara sistematik ke dalam lima kategori sebagai berikut :
1.Kebutuhan fisiologis 
Kebutuhan yang paling pokok, seperti sandang, pangan, dan papan
2 Kebutuhan rasa aman 
Jika  kebutuhan  fisiologis  terpenuhi  maka  kebutuhan  rasa  aman  muncul  menggantikannya. Hal ini menjadi kebutuhan yang berusaha dipenuhi. Oleh sebab  itu, kebutuhan ini akan memotivasi seseorang seperti jaminan keamanan.
3.Kebutuhan sosial 
Jika  kebutuhan  fisiologis  dan  rasa  aman  terpenuhi  maka  kebutuhan  itu  tidak  lagi  motivasiperilaku. 
4.Kebutuhan ego 
Kebutuhan  yang  berkaitan  dengan  kehormatan  diri,  reputasi  seseorang  seperti  pengakuan, dan penghormatan. 
5.Kebutuhan perwujud dan diri 
Kebutuhan  yang  hanya  mulai  mendominasi  perilaku  seseorang  jika  semua  kebutuhan  pada tingkat  yang  lebih  rendah  terpenuhi.  Kebutuhan  tersebut,  merupakan  kebutuhan  yang 
dimiliki  semua  orang  untuk  menjadi  orang  yang  memiliki kemampuan untuk mewujudkannya seperti pegawai yang mengikuti kuliah  untuk mencapai jenjang pendidikan lebih tinggi.
Ada empat sudut pandang dalam menganalisis pengambilan keputusan konsumen
·         Sudut Pandang Ekonomis
Konsumen sebagai orang yang membuat keputusan secara rasional, yang mengetahui semua alternative produk yang tersedia dan harus mampu membuat peringkat dari setiap alternative yang ditentukan dipertimbangkan dari kegunaan dan kerugiannya serta harus dapat mengidentifikasikan satu alternative yang terbaik, disebut economic man.
Tidak reatistis karena;
i.Manusia memiliki keterbatasan kemampuan, kebiasaan dan gerak.
Contoh; orang yang tidak terampil berkomunikasi akan malas bertanya.
ii. Manusia dibatasi oleh nilai-nilai dan tujuan.
Contoh; seorang perempuan yang ingin menghangatkan badan tidak harus pergi ke kota untuk membeli ronde, cukup dengan membuat kopi panas untuk memenuhi tujuannya.
iii. Manusia dibatasi oleh pengetahuan yang mereka miliki.
Tidak semua informasi mengenai produk bisa mereka pahami, kriteria evaluasi yang ingin mereka bentuk pun tidak akan setepat economic man.
Konsumen tidak membuat keputusan yang rasional, tetapi keputusan yang memuaskan adalah keputusan yang cukup baik.
·         Sudut Pandang Pasif
Sudut pandang ini berlawanan dengan sudut pandang ekonomis, konsumen pada dasarnya pasrah pada kepentingan sendiri dan menerima secara pasif usaha-usaha promosi dari para pemasar. Konsumen dianggap sebagai pembeli yang impulsive dan irasional.
Kelemahannya adalah pandangan ini tidak mempertimbangkan kenyataan bahwa konsumen memainkan peranan penting dalam setiap pembelian yang dilakukan, baik dalam mencari informasi tentang berbagai alternative produk, maupun dalam menyeleksi produk yang dianggap akan memberikan kepuasan.
·         Sudut Pandang Kognitif
Konsumen sebagai cognitive man atau sebagai problem solver. Kosumen merupakan pengolah informasi yang selalu mencari dan mengevaluasi informasi tentang produk dan gerai. Pengolah informasi selalu berujung pada pembentukan pilihan, terjadi inisiatif untuk membeli atau menolak produk. Cognitive man berdiri di antara economic man dan passive man, seringkali cognitive man punya pola respon terhadap informasi yang berlebihan dan seringkali mengambil jalan pintas, untuk memenuhi pengambilan keputusannya (heuristic) pada keputusan yang memuaskan.
·         Sudut Pandang Emosianal
Menekankan emosi sebagai pendorong utama, sehingga konsumen membeli suatu produk. Favoritisme buktinya seseorang berusaha mendapatkan produk favoritnya, apapun yang terjadi. Benda-benda yang menimbulkan kenangan juga dibeli berdasarkan emosi, anggapan emotional man itu tidak rasional adalah tidak benar. Mendapatkan produk yang membuat perasaannya lebih baik merupakan keputusan yang rasional.

2.2 MEMILIH ALTERNATIF TERBAIK
Setelah konsumen menerima pengaruh dalam kehidupannya maka mereka sampai pada keputusan membeli atau menolak produk. Pemasar dianggap berhasil kalau pengaruh-pengaruh yang diberikannya menghasilkan pembelian dan atau dikonsumsi oleh konsumen. Keputusan konsumen, tingkatan-tingkatan dalam pengambilan keputusan, serta pengambilan keputusan dari sudut pandang yang berbeda bukan hanya untuk menyangkut keputusan untuk membeli, melainkan untuk disimpan dan dimiliki oleh konsumen.
Keputusan adalah suatu pemilihan tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Bila seseorang dihadapkan pada dua pilihan, yaitu membeli dan tidak membeli tapi memilih membeli, maka dia ada dalam posisi membuat keputusan. Semua orang mengambil keputusan setiap hari dalam hidupnya tanpa disadari. Dalam proses pengambilan keputusan, konsumen harus melakukan pemecahan masalah dalam kebutuhan yang dirasakan dan keinginannya untuk memenuhi kebutuhan dengan konsumsi produk atau jasa yang sesuai. Tiga tingkatan dalam pemecahan ini; Pemecahan masalah yang mensyaratkan respons yang rutin.
Keputusan yang diambil tidak disertai dengan usaha yang cukup untuk mencari informasi dan menentukan alternatif. Kebiasaan berjalan secara otomatis, prilaku seseorang merupakan respon terhadap rutinitas karena dilakukan berulang-ulang seringkali tanpa disadari.
Pemecahan masalah dengan proses yang tidak berbelit-belit (terbatas).
Pemecahan masalah ini menyebabkan seseorang tidak peduli dengan ada tidaknya informasi dengan menggunakan criteria yang kurang lebih sudah terbentuk, untuk mengevaluasi kategori produk dan mereknya. Tidak mengevaluasi setiap atribut dan fitur produk dalam memilih mana yang sesuai dengan kebutuhannya.
Pemecahan masalah yang dilakukan dengan upaya yang lebih berhati-hati dan penuh pertimbangan (pemecahan masalah yang intensif).
Di tingkat ini konsumen memerlukan informasi yang relative lengkap untuk membentuk criteria evaluasi dari kriteria yang baku .
Prosesnya lebih rumit dan panjang mengikuti proses tradisional. Mulai dari sadar akan kebutuhan, motivasi untuk memenuhi kebutuhan, mencari informasi, mengembangkan alternative, memilih satu dari berbagai alternatif dan memutuskan untuk membeli. Terutama menyangkut produk yang gampang terlihat oang lain dan sangat mempengaruhi citra diri sosial seseorang (significant others; orang lain yang signifikan bagi kehidupan seseorang, terutama citra dirinya).
Meliputi dua tahap yaitu menetapkan tujuan pembelian dan menilai serta mengadakan seleksi terhadap alternatif pembelian berdasarkan tujuan pembelian.
Tujuan pembelian bagi masing – masing konsumen tidak selalu sama, tergantung pada jenis produk dan kebutuhannya.
Misalnya Wika menginginkan sebuah notebook baru merk Toshiba Libretto W100 (desired state) padahal sebelumnya sudah mempunyai notebook Acer (actual state). Pemilihan merek Toshiba Libretto W100 sendiri muncul setelah melewati evaluation of alternatives, yakni menimbang-nimbang antara merek yang satu dengan merek yang lain yang terdiri dari merek yang sudah ada dalam kepala dan ada kemungkinan akan dibeli (evoked set), merek yang ada dalam kepala konsumen namun tidak akan dibeli (inert set) dan merek yang tidak diketahui konsumen (inept set).   Selanjutya, dari sini terjadilah pertentangan antara actual state dan desired state yang disebut sebagai significant different. Dari proses significant different apabila hasilnya negatif berarti Wika sudah merasa berada dalam ideal state. Apabila hasilnya positif akan menuju proses selanjutnya yakni problem definition. Dalam proses ini, Wika akan memastikan kembali apakah ia benar-benar membutuhkan notebook tersebut atau cukup dengan notebook yang sudah ada saat ini. Problem definition berlanjut menimbulkan hasil pemikiran yang disebut effect of problem definition. Dalam tahap terakhir ini, keputusan final Wika apakah ia akhirnya menunda pembelian notebook baru (hold) atau mencari informasi lebih lanjut mengenai notebook Toshiba Libretto W100 (information search).
Proses itu kemudian tidak berhenti sampai disitu, terdapat langkah selanjutnya dalam information search. Dalam information search, terdapat dua bagian, yakni internal dan eksternal. Internal berarti informasi suatu produk muncul dari dalam dirinya sendiri, misalnya pernah membeli barang tersebut sebelumnya. Sedangkan eksternal, berarti informasi didapatkan di luar diri, misalnya lewat tvc, obrolan dengan teman, atau bisa juga pengaruh keluarga. Hal ini berhubungan dengan the hierarchy of effect yang terbagi dua, yakni high involvement hierarchy yang membutuhkan informasi lebih jauh  dengan mencari informasi lebih lanjut (eksternal) dan low involvement of effect yang membutuhkan informasi yang lebih sedikit yakni informasi yang sudah ada di dalam diri saja (internal).
Selanjutnya, masuk ke dalam purchase decision, misalnya akhirnya Wika memutuskan untuk membeli Toshiba Libretto W100. Purchase decision ini dipengaruhi oleh motive arousal. Misalnya Wika membeli notebook tersebut kondisi situasional yang menginginkan keadaan lebih baik dengan membeli barang yang lebih baik. Selain itu, pembelian notebook itu, dapat memperkuat self concept Wika sebagai gadget freak yang ingin tampil beda.
Setelah akhirnya suatu barang selesai dibeli, akan masuk ke tahap berikutnya yakni Post-Purchase Behavior. Pada tahap ini, pembelian yang sudah dilakukan ditinjau kembali, apakah timbul rasa puas atau tidak. Misalnya kembali ke contoh atas, setelah Wika akhirnya membeli Toshiba Libretto W100, muncul ketidakpuasan dalam dirinya, karena  notebook tersebut tidak menggunakan vga discrete tapi malah menggunakan vga onboard yang akhirnya membuat Wika tidak puas (dissatisfaction).

2.3 MEMILIH SUMBER-SUMBER PEMBELIAN
Pencarian informasi dapat bersifat aktif atau pasif, internal atau eksternal, pencarian informasi yang bersifat aktif dapat berupa kunjungan terhadap beberapa toko untuk membuat perbandingan harga dan kualitas produk, sedangkan pencarian informasi pasif hanya dengan membaca iklan di majalah atau surat kabar tanpa mempunyai tujuan khusus tentang gambaran produk yang diinginkan.
Pencarian informasi internal tentang sumber – sumber pembelian dapat berasal dari komunikasi perorangan dan pengaruh perorangan yang terutama berasal dari komunikasi perorangan dan pengaruh perorangan yang terutama berasal dari pelopor opini, sedangkan informasi eksternal berasal dari media masa dan sumber informasi dari kegiatan pemasaran perusahaan.
•         Sumber pribadi            : keluarga, teman, tetangga, kenalan
•         Sumber komersial        : Iklan, wiraniaga, agen, kemasan, pajangan
•         Sumber publik             : media massa, organisasi penilai konsumen
•         Sumber pengalaman    : penanganan, pemeriksaan dan menggunakan produk

Sumber :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar