Nama : Nita Priyani
Kelas : 3EA03
Npm : 16213475
Tugas : Bab 10 Perilaku Konsumen
Soal
:
1.
Pokok
Bahasan
PENGARUH
KEBUDAYAAN TERHADAP PEMBELIAN DAN KONSUMENSI
2.
Sub
Pokok Bahasan
- Pengertian kebudayaan
- Dimanakah seseorang menemukan nilai-nilai yang dianutnya?
- Pengaruh keudayaan terhadap perilaku konsumen
- Struktur konsumesi
- Dampak nilai-nilai inti terhadap pemasar
- Prubahan nilai
- Perubahan institusi
Jawaban :
Pengaruh Kebudayaan Terhadap Pembelian dan Konsumsi
Kebudayaan
dalam bahasa Inggris disebut culture. Kata tersebut sebenarnya berasal dari
bahasa Latin = colere yang berarti pemeliharaan, pengelolaan tanah
menjadi tanah pertanian. Sedangkan kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta
yaitu kata buddayah. Kata budayyah berasal dari kata budhi atau akal. manusia
memiliki unsur-unsur potensi budaya yaitu pikiran (cipta), rasa dan kehendak
(karsa). Hasil ketiga potensi budaya itulah yang disebut kebudayaan.
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Kebudayaan itu hanya
dimiliki oleh masyarakat manusia
2. Kebudayaan itu tidak
diturunkan secara biologis melainkan diperoleh melalui proses belajar
3. Kebudayaan itu
didapat, didukung dan diteruskan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soedmardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah
sarana hasil karya,rasa, dan cipta masyarkat. Dari berbagai definisi tersebut,
dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan
itu bersifat abstrak. Sedagkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang
diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan
benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan
hidup, organisasi sosial,religi, seni, dll, yang kesemuanya ditujukan untuk
membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
KEBUDAYAAN
SEBAGAI TEMPAT SEORANG INDIVIDU MENEMUKAN NILAI-NILAI YANG DIANUTNYA.
Individu tidak lahir dengan membawa nilai-nilai (values). Nilai-nilai ini
diperoleh dan berkembang melalui informasi, lingkungan keluarga, serta budaya
sepanjang perjalanan hidupnya. Mereka belajar dari keseharian dan menetukan
tentang nilai-nilai mana yang benar dan mana yang salah. Untuk memahami
perbedaan nilai-nilai kehidupan ini sangat tergantung pada situasi dan kondisi
dimana mereka tumbuh dan berkembang. Nilai-nilai tersebut diambil dengan
berbagai cara antara lain :
1. Model atau contoh -
dimana individu belajar tentang nilai-nilai yang baik atau yang buruk melalui
observasi perilaku keluarga, sahabat, teman sejawat dan masyarakat
lingkungannya dimana ia bergaul.
2. Moralitas -
diperoleh dari keluarga, ajaran agama, sekolah dan institusi tempatnya bekerja
dan memberikan ruang dan waktu atau kesempatan kepada individu untuk
mempertimbangkan nilai-nilai yang berbeda.
3. Sesuka hati adalah
proses dimana adaptasi nilai-nilai kurang terarah dan sangat tergantung kepada
nilai-nilai yang ada didalam diri seseorang dan memilih serta mengembangkan
sistem nilai-nilai tersebut menurut kemauan mereka sendiri. Hal ini lebih sering
disebabkan karena kurangnya pendekatan, atau tidak adanya bimbingan atau
pembinaan sehingga dapat menimbulkan kebingungan, dan konflik internal bagi
individu tersebut.
4. Penghargaan dan
Sanksi : Perlakuan yang biasa diterima seperti : mendapatkan penghargaan bila
menunjukan perilaku yang baik, dan sebaliknya akan mendapatkan sanksi atau
hukuman bila menunjukan perilaku yang tidak baik.
5. Tanggung jawab untuk
memilih - adanya dorongan internal untuk menggali nilai-nilai tertentu dan
mempertimbangkan konsekuensinya untuk diadaptasi. Disamping itu, adanya
dukungan dan bimbingan dari seseorang akan menyempurnakan perkembangan sistem
nilai dirinya sendiri.
PENGARUH
KEBUDAYAAN TERHADAP PERILAKU KONSUMEN
Pengertian perilaku konsumen menurut Shiffman dan Kanuk (2000) adalah
perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan,
mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat
memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan menkonsumsi produk
atau jasa yang ditawarkan.
Model Perilaku Konsumen
1. Faktor Budaya
Faktor
budaya memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada perilaku konsumen.
Pengiklan harus mengetahui peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan
kelas sosial pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan dan
perilaku seseorang. Sub-budaya dapat dibedakan menjadi empat jenis : kelompok
nasionalisme, kelompok keagamaan, kelompok ras, area geografis.
Kelas-kelas sosial adalah masyarakat yang relatif permanen dan bertahan lama
dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hierarki dan keanggotaanya
mempunyai nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial bukan ditentukan
oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur dari kombinasi
pendapatan, pekerjaan, pendidikan, kekayaan dan variabel lain.
2. Pengaruh Budaya Yang
Tidak Disadari
Dengan
adanya kebudayaan, perilaku konsumen mengalami perubahan. Dengan memahami
beberapa bentuk budaya dari masyarakat, dapat membantu pemasar dalam
memprediksi penerimaan konsumen terhadap suatu produk. Pengaruh budaya dapat
mempengaruhi masyarakat secara tidak sadar.
3. Pengaruh Budaya
dapat Memuaskan Kebutuhan
Budaya
yang ada di masyarakat dapat memuaskan kebutuhan masyarakat. Budaya dalam suatu
produk yang memberikan petunjuk, dan pedoman dalam menyelesaikan masalah dengan
menyediakan metode "Coba dan Buktikan" dalam memuaskan kebutuhan
fisiologis, personal dan sosial.
4. Pengaruh Budaya
Dapat Dipelajari
Budaya
dapat dipelajari sejak seseorang sewaktu masih kecil, yang memungkinkan
seseorang mulai mendapat nilai-nilai kepercayaan dan kebiasaan dari lingkungan
yang kemudian membentuk kepribadian seseorang. Berbagai macam cara budaya dapat
dipelajari. Seperti yang diketahui secara umum yaitu misalnya ketika orang
dewasa dan rekannya yang lebih tua mengajari anggota keluarganya yang lebih
muda mengenai cara berperilaku. Begitu juga dalam dunia industri, perusahaan
periklanan cenderung memilih cara pembelajaran secara informal dengan
memberikan model untuk ditiru masyarakat. Iklan tidak hanya mampu mempengaruhi
persepsi sesaat konsumen mengenai keuntungan dari suatu produk, namun dapat
juga mempengaruhi persepsi generasi mendatang mengenai keuntungan yang akan
didapat dari suatu kategori produk tertentu.
5. Pengaruh Budaya yang
Berupa Tradisi
Tradisi
adalah aktivitas yang bersifat simbolis yang merupakan serangkaian
langkah-langkah (berbagai perilaku) yang uncul dalam rangkaian yang pasti dan
terjadi berulang-ulang. Hal yang penting dari tradisi ini untuk para pemasar
adalah fakta bahwa tradisi cenderung masih berpengaruh terhadap masyarakat yang
menganutnya. Misalnya yaitu, natal, yang selalu berhubungan dengan pohon
cemara. Dan untuk tradistradisi misalnya pernikahan, akan membutuhkan
perhiasan-perhiasan sebagai perlengkapan acara tersebut.
DAMPAK
NILAI-NILAI INTI TERHADAP PEMASAR
1. Kebutuhan
Konsep
dasar yang melandasi pemasaran adalah kebutuhan manusia. Kebutuhan manusia
adalah pernyataan dari rasa kehilangan, dan manusia mempunyai banyak kebutuhan
yang kompleks. Semua kebutuhan berasal dari masyarakat konsumen, bila tidak
puas, konsumen akan mencari produk atau jasa yang dapat memuaskan kebutuhan
tersebut.
2. Keinginan
Keinginan
digambarkan dalam bentuk objek yang akan memuaskan kebutuhan mereka atau
keinginan adalah hasrat akan penawar kebutuhan yang spesifik. Masyarakat yang
semakin berkembang, keinginannya juga semakin luas, tetapi ada keterbatasan
dana, waktu, tenaga dan ruang, sehingga dibutuhkan perusahaan yang bisa
memuaskan keinginan sekaligus memenuhi kebutuhan manusia dengan menebus
keterbatasan tersebut, paling tidak meminimalisasi keterbatasan sumber daya.
3. Permintaan
Dengan
keinginan dan kebutuhan serta keterbatasan sumber daya tersebut, akhirnya
manusia menciptakan permintaan akan produk atau jasa dengan manfaat yang paling
memuaskan. sehingga muncullah istilah permintaan, yaitu keinginan manusia akan
produk spesifik yang didukung oleh kemampuan dan ketersediaan untuk membelinya.
VARIASI
NILAI PERUBAHAN DALAM NILAI BUDAYA TERHADAP PEMBELIAN DAN KONSUMSI
Nilai budaya memberikan dampak yang lebih pada perilaku konsumen dimana
dalam hal ini dimasukkan ke dalam kategori-kategori umum yaitu berupa orientasi
nilai-nilai lainnya yaitu merefleksi gambaran masyarakat dari hubungan yang
tepat anatar individu dan kelompok dalam masyarakat. Hubungan ini mempunyai
pengaruh yang utama dalam praktek pemasaran. sebagai contoh, jika masyarakat
menilai aktifitas kolektif, konsumen akan melihat ke arah lain pada pedoman
dalam keputusan pembelanjaan dan tidak akan merespon keuntungan pada seruan
promosi untuk "menjadi seorang individual". Dan begitu juga pada
budaya yang individualistik. Sifat dasar dari nilai yang terkait ini termasuk
individual/kolektif, kaum muda/tua, meluas/batas keluarga, maskulin/feminim,
persaingan/kerjasama dan perbedaan/keseragaman.
Sumber:
http://kalistaoctavia.blogspot.co.id/2015/01/pengaruh-kebudayaan-terhadap-pembelian.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar