Pasar
Konsumen
Pasar
Konsumen adalah kelompok individual (perorangan maupun rumah tangga) yang
membeli dan mengkonsumsi barang atau jasa untuk kepentingan pribadi mauun
keluarganya, tidak unttuk maksud lain.
Profil
Pasar Konsumen
Informasi
statistic mampu menjelaskan tentang profil pasar konsumen dengan baik. Data
konsumen dapat diperoleh dari laporan-laporan atau penerbitan-penerbitan
statistic yang diterbitkan oleh lembaga-lembaga pemerintah (misalnya BPS, BI,
Pemda<dsb) atau lembaga-lembaga swasta (PDBI, PPM, dsb). Akan tetapi
informasi pasar konsumen yang lebih sesuai dengan kebutuhan peneliti perlu
dikumpulkan oleh peneliti yang bersangkutan secara langsung.
Melalui
penelitian pasar (market research) secara khusus dapat dibangun profil pasar
yang lebih relevan dan informative. Informasi yang baik harus dapat menjelaskan
tidak hanya profil pasar saat sekarang tetapi juga profil pasar untuk masa yang
akan dating. Untuk itu di samping perlu dilakukan pengukuran pasar konsumen masa
sekarang tetapi juga perlu dikembangkan perkiraan (forecast) pasar konsumen
masa depan. Untuk itu perlu juga dipikirkan ukuran-ukuran atau
variabel-variabel yang sesuai dengan ,asa-,asa yang akan dating. Karena
perubahan waktu, ukuran-ukuran instrumentasi maupun variabel pengukuran dapat
juga berubah.
Model
Perilaku Konsumen
Untuk
menjelaskan perilaku pasar konsumen perlu dibangun model analisis yang memadai.
Keputusan pembelian konsumen untuk membeli atau tidak membeli merupakan respons
perilaku atas stimulan yang diterima konsumen. Model yang mendasarkan pada arus
proses perilaku konsumen ini sering dikenal sebagai model rangsang-tanggapan
(stimulus-repons model).
Didasarkan
pada konsep pemahaman yang memperkuat kembali (reinforcement theory of
learning) atas motivasi seseorang sebagai respons atas stimulan yang diterima
sebelumnya. Respons yang terjadi (effect of learning) akan menjadikan perilaku
seseorang (merupkan factor keluaran). Model ini dikembangkan oleh ahli
psikologi, BF Skinner (1971).
Stimulant
yang merupakan masukan proses perilaku dibedakan atas rangsangan dari
lingkungan konsumen itu sendiri. Sedang proses pengambilan keputusan
dipengaruhi oleh factor personal maupun social konsumen. Respons perilaku pasar
konsumen sebagai factor keluaran dapat merupakan keputusan pembelian (dan
pembelian selanjutnya) atau tidak melakukan pembelian (menolak produk yang
ditawarkan).
STIMULUS
1) Stimulus
Pemasaran
Factor-faktor
stimulant aspek pemasaran meliputi seluruh kegiatan pemasaran yang ditujukan
kepada pasar, meliputi :
- Aspek produk
:kualitas, model baru, bahan yang
dipergunakan, features, popularitas, merk, garansi.
- Aspek
Harga :harga
murah, harga prestos, pemberian diskon, fasilitas kredit, dsb
- Aspek
Promosi :iklan, promosi penjualan,
salesgirl, publisitas
- Aspek Distribusi :kemudahan
memperoleh, window display yang menarik, kemudahan membandingkan
2) Stimulus
Lingkungan
Stimulan
selain pemasaran adalah factor-faktor lingkungan eksternal pribadi seseorang.
Merupakan kondisi yang terjadi saat itu atau kondisi harapan yang diperkirakan
akan terjadi. Berdasar kenyataan maupun ekspektasi ini, konsumen terpengaruh
untuk melakukan sesuatu.
- Kondisi
Ekonomi :pendapatan sekarang, harapan
pendapatan dimasa depan, tingkat konsumsi, inflasi
- Perkembangan
Teknologi :inovasi produk baru, adanya barang
atau kebutuhan subtitusi atau komplementer
- Situasi
Politik :resiko, fasilitas, kemudahan,
peraturan pembatasan
- Kondisi
budaya :tradisi, kebutuhan social, strata
social, seremonial, kepercayaan
FAKTOR PENGARUH PADA PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengambilan
keputusan (untuk membeli atau tidak membeli) seseorang dipengaruhi oleh factor
personal dan sosialnya. Factor personal meliputi motivasi, persepsi, pemahaman,
kepercayaan, sikap, dan kepribadian seseorang.
Kehidupan
personal seseorang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Misalnya, motivasi
seseorang membeli baju bermerk terkenal sebenarnya adalah karena untuk dapat
diterima dalam kelompok masyarakat kelompok tertentu. Factor social tersebut
meliputi aspek kultur, subkultur, kelas social, kelompok referensi, keluarga,
serta peran, dan status seseorang dalam kehidupan kelompok.
A.FAKTOR
PERSONAL
1. Motivasi
Adalah
dorongan (drive) internal unutk melakukan tindakan sesuatu sebagai usaha
pemenuhan kebutuhan (needs).
Manusia
perlu memenuhi kebutuhan-kebutuhan :
- Fisik :lapar,
haus, seks, aktivitas, istirahat, santai, olahraga
- Psikis
:agresi,
preservasi, kasih sayang, tanggung jawab, kebebasan, dominasi, power,
ekspresi diri, kebanggaan, jati diri, meniru
- Hasrat
:penerimaan,
afisiliasi, respek, status, apresiasi
Disamping
itu, manusia juga perlu menghindari dari :
- Perasaan
:kecemasan, kepedihan, tekanan, depresi, imitasi
Memahami
motivasi seseorang tidaklah mudah. Karena keadaan itu merupakan situasi yang
sifatnya sangat pribadi. Disamping itu, terlalu banyak variabel yang
mempengaruhinya. Banyak teori dikembangkan untuk menjelaskan motivasi. Teori
motivasi yang paling dikenal adalah teori kognitif tentang kebutuhan manusia
dari Abraham H. Maslow (1973) dan Hezberg.
- Teori Motivasi
Kebutuhan Maslow
Motivasi
kegiatan seseorang adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pribadi yang
bertingkat-tingkat (yaitu kebutuhan fisik, keamanan, sosilaisasi, penghargaan,
dan jati diri). Pemenuhan kebutuhan tersebut dilakukan secara progresif (dari
tingkatan yang paling rendah naik ke tingkatan yang tertinggi).
- Teori Motivasi
Dua-faktor Herzberg
Menurut
Herzberg motivasi seseorang melakukan kegiatan atau tindakan adalah usaha untuk
mencapai tingkat kepuasan (factor motivasi) dan atau untuk menekan rasa
ketidakpuasan (factor hijienik)
2. Persepsi
Persepsi
adalah roses pemilihan, pengorganisasian dan pengartian unformasi berdasar
pengalaman pribadi.
Seseorang
melihat suatu objek atau persoalan yang dihadapinya tidaklah sama satu dengan
yang lain. Perbedaan tersebut terjadi karena persepsi seseorang tidak selalu
sama. Untuk obyek atau persoalanyang sama, apabila dipandang dari sudut pandang
yang berbeda akan memberikan interpretasi yang berbeda pula. Demikian dengan
persepsi. Perbedaan roses interpretasi seseorang terutama dipengaruhi oleh
kadar dan proses pengalaman seseorang.
Persepsi
seseorang dapat berbeda dengan orang lain karena adanya subproses selektif
terhadap obyek yang menjadi stimulant masukannya. Subproses selektif meliputi :
a. Eksposur selektif: hanya
stimuli terekspose secara menarik akan mendapat perhatian seseorang.
b. Atensi selektif: stimuli akan memperoleh
perhatian (atau sebaliknya mengalami distorsi) apabila terdapat kesesuaian
dengan kepercayaannya.
c. Retensi selektif: seseorang
hanya akan mengingat stimulus apabila memang berkehendak untuk mengingatnya
3. Pemahaman
Pemahaman
(learning) adalah proses perubahan pemikiran atau pemahaman seseorang karena
adanya pengalaman-pengalaman pribadi (diri sendiri maupun orang lain)
sebelumnya.
Proses
interpretasi atau intensitas pemahaman suatu obyek juga tidak sama
tingkatannya. Seseorang mempunyai tingkat pemahaman yang baik sedang yang lain
tidak. Hasil pemahaman atau interpretasi seseorang akan memberikan pengaruh
pada tindakan-tindakannya kemudian. Dengan kata lain, pemahaman seesorang akan
menjadikan dasar motivasi tindakan-tindakan lebih lanjut.
Pengaruh-pengaruh
terhadap pemahaman seseorang dapat memperkuat kembali (ositive reinforcement)
tetapi bahkan juga memperlemah (negative reinforcement) bagi tindakan lebih
lanjut. Oleh karena pemahaman tergantung dari tingkatan pengalamannya maka
seseorang yang mempunyai pengalaman luas akan mempunyai tingkat pemahaman atau
wawasan yang luas pula.
Proses
pemahaman terjadi sebagai berikut :
- Drives
adalah stimulus internal dari diri seseorang yang berusaha untuk mengatasi
masalah karena adanya kebutuhan yang dirasakan. Misalnya dorongan unutk
mengatasi kelaparan, kehausan, dsb
- Cues,
adalah stimulus (minor) eksternal yang terekspos agar memperoleh respons
seseorang. Misalnya produk, symbol, iklan, dsb
- Respons,
adalah reaksi atau tanggapan seseorang atas stimulus (eksternal dan internal)
yang diterimanya. Respons dapat berwujud kesediaan untuk memenuhi atau menolak
pemenuhan kebutuhan.
- Reinforcement,
adalah penguatan terhadap perilaku usaha pemenuhan (penolakan) kebutuhan
berdasarkan pengalaman yang diperolehnya. Reinforcement mempererat
(memperlonggar) hubungan antara cues dan response.
4. Kepercayaan (believe)
Kepercayaan
adalah deskripsi tingkat peneriman pemikiran seseorang atas sesuatu obyek atau
gejala. Sikap seseorang terbentuk karena kepercayaan yang diyakininya terhadap
sesuatu obyek. Menumbuhkan kepercayaan seseorang berarti juga membentuk
sikapnya. Tingkat kepercayaan seseorang menentukan citra terhadap suatu obyek
sebagai dasar sikap untuk melakukan suatu tindakan.
5. Sikap (Attitude)
Sikap
adalah penilaian relative seseorang suatu obyek atau pemikiran tertentu secara
konsisten.
Keputusan
membeli atau tidak membeli merupakan konsekuensi dari sikap seseorang. Meskipun
dapat dipengaruhi oleh factor lingkungan, sikap merupakan penilaian yang sangat
subyektif. Sikap seseorang akan membentuk pola perilaku (menerima atau
menolak)yang sering kali sulit untuk dirubah. Meskipun demikian, pemasar perlu
melakukan usaha membentuk sikap konsumen agar tidak menolak produk maupun
perusahaan. Penelitian dengfan melakukan indeks sikap merupakan langkah untuk
memahami sikap masyarakat.
6. Kepribadian (personality)
Kepribadian
adalah karakteristik psikologis yang relative konsisten terhadap respon akhir
suatu obyek dilingkungannya.
B.FAKTOR
SOSIAL
Factor
social adalah pengaruh-pengaruh eksternal terhadap keputusan seseorang.
Factor-faktor tersebut meliputi dari peran seseorang di masyarakat dan hubungan
social yang terdekat yaitu keluarga sampai ke pengaruh budaya.
1. Peran dan Status
Peran
adalah kegiatan-kegiatan seseorang untuk menyatakan keberadaan atau yang
diharapkan pada dirinya dalam lingkungannya.
Status
adalah penghargaan umum kelompok atau masyarakat terhadap seseorang.
2. Keluarga
Keluarga
adalah kelompok terkecil dalam masyarakat yang meliputi orang tua dan anak-anaknya.
Keluarga merupakan kelompok yang paling langsung mempengaruhi perilaku
seseorang.
3. Kelompok Referensi
Adalah
kelompok yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi pembentukan
perikau dan sikap seseorang.
4. Klas Sosial
Klas
social adalah tingkatan dari struktur klas masyarakat yang berjenjang dan
relative permanen dalam persamaan nilai, minat dan perilaku.
5. Subkultur
Adalah
kelompok masyarakat yang mempunyai kebersamaan system nilai berdasarkan
kesamaan situasi dan pengalaman hidupnya.
6. Kultur
Adalah
system nilai, persepsi, kebutuhan dan perilaku yang dipahami oleh setiap
anggota masyarakat melalui keluarga atau kelompok penting lainnya.
PERANAN
SESEORANG DALAM PROSES PEMBELIAN KONSUMEN
Dalam
proses pembelian, sebenarnya terjadi beberapa kegiatan. Yaitu kegiatan
munculnya gagasdan untuk membeli (initiating), pengembangan atau dorongan agar
gagasan tersebut direalisir (influencing), kegiatan pengambilan keputusan untuk
membeli (decision making), pelaksanaan pembelian (purchasing), dan akhirnya
kegiatan pemanfaatan atau pemakaian barang yang telah dibeli (using).
Initiator
|
Influencer
|
Decider
|
Purchase
|
User
|
Keseluruhan
kegiatan tersebut dapat dilakukan oleh beberapa orang yang melakukan fungsinya
masing-masing, tetapi dapat juga terjadi pada diri seseorang. Atau seseorang
dapat melakukan dua-tiga fungsi kegiatan pembelian saja.
Satu
atau dua lebih kegiatan dapat mempunyai peran yang sangat dominan. Artinya
sangat menentukan kelancaran proses pembelian. Pemasar sangat berkepentingan
terhadap pemahaman hal ini. Dengan mengendalikan pemeran dan kegiatan
yang kritis atau dominan, proses pembelian dapat diarahkan sesuai dengan maksud
pemasar. Misalnya, proses pembelian susu atau makanan bayi sangat dipengaruhi
oleh influencer, yaitu peran bidan atau dokter anak. Sehingga promosi penjualan
yang dilakukan di BKIA atau puskesmas melalui tokoh-tokoh medis sangat
berpengaruh terhadap penjualan makanan bayi.
MODEL PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN :
Proses
pengambilan keputusan (untuik membeli atau tidak membeli) oleh decider meliputi
kegiatan :1) perumusan masalah, 2) pengumpulan informasi, 3) pengembangan dan
penilaian alternative, 4)penentuan alternative terbaik atau pengambilan keputusan
dan 5) kegiatan setelah keputusan diambil.
-
Masalah :
Adanya
kesenjangan antara keadaan sekarang (kondisi nyata) dengan keadaan yang
sebenarnya diharapkan (kondisi ideal). Kesenjangan ini dikuatkan oleh stimuli
(internal dan eksternal). Masalah yang umumnya diahadapi oleh calon pembeli
adalah kebutuhan yang perlu dipenuhi. Ketiadaan makanan merupakan prsoalan bagi
seseorang yang lapar, misalnya. Makanan yang berkolesterol tinggi merupakan
permasalahan bagi orang yang sangat memperhatikan kesehatan.
-
Informasi
Informasi
diperlukan untuk pendukung dasar pengambilan keputusannya. Sumber informasi
meliputi : personal (berita tentang dibukanya restoran baru dari tetangga atau
teman kantor), komersial (iklan dimajalah), public (berita dari televise atau
radio), dan pengalaman (merasakan kelezatan makanan di restoran baru).
-
Evaluasi Alternative
Alternative
membeli atau tidak membeli produk (merk tertentu), dipengaruhi oleh
pertimbangan atribut produk. Yaitu meliputi :manfaat, kepentingan, image dan
fungsi yang diharapkan. Pertimbangan tersebut sering kali diperbandingkan
antara manfaat yang akan diperoleh dengan biaya yang akan dikeluarkan untuk
memperoleh atau setelah membeli produk tersebut. Mempertimbangkan untuk membeli
mobil keduaadalah pilihan antara keleluasaan pemakaian dan tambahan investasi
maupun biaya perawatan.
-
Keputusan
Hasil
evaluasi alternative adalah penentuan keputusan membeli (apa, berapa, kapan,
dimana,dst) atau keputusan tidak membeli sesuatu.
-
Perilaku tindak lanjut setelah pembelian
Pengalaman
setelah pembelian akan merupakan masukan yang akan memperkuat (memperlemah)
perilaku pembelian kemudian.
PERILAKU
PEMBELIAN
Perilaku
pembelian konsumen dapat dibedakan menjadi dalam beberapa kategori menurut
dasar : 1) usaha pemecahan masalah yang dihadapi calon pembeli serta
2)
keterlibatan pembeli dalam perbedaan merk produk yang hendak dipilih untuk
dibeli.
1) Perilaku
pebelian berdasarkan usaha pemecahan masalah :
proses
pembelian seseorang yang konsisten pada periode tertentu memebentuk
perilakunya. Pembentukan perilaku pembelian sebenarnya merupakan usaha-usaha
seseorang mengatasi masalah yang dihadapinya.
Berdasarkan
usaha pemecahan masalah tersebut, perilaku pembvelian dapat dibedakan menjadi :
a. Perilaku Respons Rutin
(Routinezed Response Behaviour)
Adalah
perilaku pembelian rutin untuk persoalan yang sering dihadapi. Umumnya
frekuensi kebutuhan produk tinggi, misalnya kebutuhan barang-barang
sehari-hari: makanan, sabun, dsb. Oleh karena sering dibeli, maka keterlibatan
konsumen terhadap produk tinggi (tidak terlalu memerlukan usaha pemikiran yang
besar untuk membanding-bandingkan dengan merk produk lain). Ini dimungkinkan
Karena pada pemikiran konsumen sudah mempunyai gambaran yang jelas akan kelas
dan konsep produknya.
b. Perilaku Pemecahan
Masalah yang Terbatas (Limited Problem Solving)
Adalah
perilaku pembelian yang memerlukan usaha pemecahan persoalan yang terbatas.
Karena frekuensi pembeliannya tidak begitu tinggi, maka perlu pemikiran yang
agak tinggi. Sehingga diperlukan keterlibatan terhadap baranng yang akan
dibeli.
c. Perilaku
Pemecahan Masalah yang Ekstensif (Extensive Problem Solving)
Adalah
perilaku pembelian untuk mengatasi persoalan yang sangat tidak rutin. Karena
frekuensi pembelian yang dilakukan sangat jarang, maka diperlukan usaha-usaha
pertimbangan pembelian barang atau pemilihan merk yang tinggi. Diperlukan
keterlibatan terhadap barang tinggi karena ketidak dikuasai akan konsep kelas
produk maupun konsep produk.
2) Perilaku
pembelian berdasarkan keterlibatan pembeli dan perbedaan merk
Perilaku
pembelian konsumen berdasarkan keterlibatan konsumen terhadap produk yang akan
dibeli dan perbedaan merk yang akan dipilih dan merk lain data dibedakan dalam
empat kelompok perilaku pembelian :
a. Perilaku pembelian
yang kompleks
Perilaku
pembelian akan menjadi persoalan yang komlleks apabila menuntut keterlibatan
pe,beli terhadap produk yang akan dipilih adalah tinggi. Misalnya diperlukan
pertimbangan untuk membeli sebuah mobil baru untuk pertama kalinya. Disamping
itu juga karena apabila tawaran produk yang akan dipilih dengan alternative
produk lain adalah cukup besar.
b. Perilaku pembelian
pencarian variasi
Meskipun
perbedan produk yang ditawarkan cukup tinggi dan pembeli tidak begitu
menghiraukannya maka pilihan alternatife hanyalah sebagai variasi. Pergantian
merk bukanlah krena ketidakpuasan tetapi lebih karena sekedar merasakan
berbagai merk saja.
c. Perilaku
pembelian menekan ketidak sesuaian
Pembelian
sangat memperhatikan produk yang dibeli, tetapi karena perbedaan antar merk
tidak memenuhi maka pembeli akan mengalihkan perhatiannnya pada hal-hal lain
yang dipakai sebagai penentu pilihannya. Misalnya kemudahan dalam pembelian,
kondisi tempat penjalan,dsb.
d. Perilaku pembelian
kebiasaan
Kondisi
seperti ini sering kali dijumpai. Pembeli tidak banyak menghiraukan akan merk
untuk memilih barang yang sebenarnya tidak banyak berbeda dengan yang lain.
Oleh karena itu dasar pembelian suatu produk tertentu bukan karena setia
terhadap merk, tetapi lebih banyak karena kebiasaan terhadap merk.
PERILAKU
PEMBELIAN DAPAT DIPAHAMI MELALUI :
Pemahaman
perilaku pembelian konsumen dapat dilakukan melalui beberapa cara yaitu :
1) Metode
introspektif
Adalah
tindakan-tindakan diri sendiri sebagai dasar untuk menjelaskan perilaku
pembelian konsumen
2) Metode
retrospektif
Adalah
usaha mengungkapkan tindakan-tindakan yang telah dilakukan oleh pembeli
terhadap pembelian produk tertentu waktu lalu. Misalnya dengan meminta membeli
menceritakan sikapnya atas pembelian yang dilakukan. Informasi ini akn dapat
digunakan untuk melakukan perbaikan apabila produknya mengecewakan atau
mempertahankan produk apabila mampu memuaskan konsumen.
3) Metode
prospektif
Dengan
usaha menanyakan tindakan-tindakan yang akan dilakukan oleh calon pembeli
apabila hendak membeli sesuatu pada masa yang akan datang. Dengan demikian akan
dapat dipahami sebenarnya produk yang diharapkan oleh calon pembeli. Informasi
ini dapat dipakai oleh produsen untuk masukan terhadap rancangan produknya.
4) Metode
preskiptif
Adalah
dengan menanyakan kepada pembeli, tindakan apa yang seharusnya paling baik
dilakukan untuk pembelian produk tertentu. Informasi ini tidak saja mampu
menggali harapan pembeli tetapi juga persoalan yang dihadapi oleh pembeli,
yaitu tindakan yang paling baik untuk mengatasi persoalannya.
Sumber
:
Nama : Nita Priyani
Kelas : 2EA03
Npm : 16213475
Tulisan : Softskill ekonomi koperasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar