Senin, 02 Desember 2013

HADAPI KEBURUKAN DENGAN KEBAIKAN


  • Sabar dan selalu berbuat baik

Islam adalah agama yang dan penuh keindahan. Islam mengajarkan umatnya agar terus menerus berbuat kebaikan kepada sesama manusia tanpa mempedulikan asal-usul. Status sosial, agama, jenis kelamin dsb. Dalam salah satu ayat Al-Qur’an. “ Dan berbuat baiklah kepada ibu, bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil (orang yang bepergian) dan hamba sahayamu (pembantu)”. (QS. An-Nisa [4]: 36)

Ayat ini mengajarkan untuk selalu berbuat baik kepada siapapun tanpa memandang faktor-faktor Darimana orang itu berasal, seberapa kaya orang tersebut, apa jenis kelamin orang yang bersangkutan dsb. Hal yang lumrah ada kalanya dalam hidup ini kita menemui tantangan luar biasa yang tak diinginkan, seperti dibenci banyak orang atas niat tulus dan perbuatan baik yang kita lakukan atau mungkin “ditusuk” dari belakang oleh teman-teman maupun keluarga dekat kita sendiri.

Bagi seorang pelajar atau mahasiswa, mungkin saja ada teman sekelas yang tidak suka dan berusaha menjatuhkan kita dengan berbagai cara, termasuk mungkin memfitnah atau menyebar isu yang tidak benar. Bagi seorang karyawan, mungkin saja sesama teman di kantor saling berusaha menjatuhkan dan dibuat agar nama kita jelek di depan bos dan tidak jadi dipromosikan.

Saran saya kepada orang-orang seperti ini: jangan dibalas perbuatan jahat mereka. Allah swt telah mengajarkan di dalam AL-Quran. “Balaslah perbuatan buruk mereka dengan yang lebih baik kami lebih mengetahui apa yang mereka sifatkan”. (Q.S. Al-Mu’minun [23]: 96).

Hadapi saja semua tantangan dan masalah yang kita hadapi dalam hidup ini dengan penuh syukur. Karena memang begitulah kehidupan berjalan. Terkadang berada diatas dan di lain waktu berada di bawah. Terkadang, perbuatan baik yang kita lakukan malah dibalas dengan kejahatan oleh orang lain. Oleh karenanya, manakala kita melakukan sesuatu, jangan pernah berharap bahwa kita akan memperoleh sambutan hangat atau balasan yang serupa dari orang yang bersangkutan. Karena jika itu yang terjadi, bersiap-siaplah kita merasakan kekecewaan yang dalam.

Contoh nyata dari kesabaran menghadapi orang lain adalah apa yang ditunjukkan oleh rasulullah SAW dalam dakwah beliau kepada kafir Quraisy di Makkah. Nabi Muhammad yang diutus oleh Allah SWT untuk menyucikan jiwa-jiwa kotor, hati kusam, dan mengajarkan akhlak karimah bukannya disambut dengan baik. Tapi malah dicemooh, dihina, difitnah dan dihujat.

Dalam peristiwa Thaif, ketika Rasulullah SAW datang bersama para sahabat mencari perlindungan, beliau malah dilempari batu hingga berdarah. Dalam kondisi yang demikian, ternyata bukan kemarahan dan dendam yang ditunjukkan Rasulullah saw. Beliau malah mendoakan orang-orang yang melemparinya agar segera mendapat hidayah dari Allah SWT. Padahal, para malaikat yang diutus oleh Allah SWT telah menawarkan kepada beliau untuk menghukum mereka.

Tapi Rasulullah SAW menolak tawaran tersebut, malah beliau berbuat kebaikan kepada orang-orang yang menzalimi tersebut dengan mendoakan mereka agar mendapat hidayah. Inilah kehebatan dari seorang Nabi Muhammad saw yang membalas kejahatan dengan penuh kebaikan dan akhirnya justru malah kemenangan yang didapat yaitu orang-orang yang tadinya kafir dan memusuhi, malah berbalik memeluk agama islam karena akhlak terpuji yang ditunjukkan oleh Rasulullah.


  •   Allah Swt Maha Adil

Islam adalah agama yang sangat menjunjung tinggi keadilan. Allah Swt juga memiliki nama lain yang berhubungan dengan keadilan seperti Al-Adl (Yang Maha Adil) atau Al-Hakim (Yang Maha Menghakimi). Didalam Al-Quran sendiri juga dijelaskan bahwa segala perbuatan, baik ataupun buruk, sekecil apapun , pasti akan mendapat ganjaran dari Sang Maha Kuasa.

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah (biji atom), niscya dia akan menerima (balasan) nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan seberat dzarrah (biji atom) pun, niscaya dia akan menerima (balasan)nya”. (QS.Al-Zalzalah [99]:7-8)

Jadi bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian jangan khawatir untuk selalu berbuat baik. Kita harus meyakini bahwa Allah Maha Adil dan segala perbuatan kita  pasti akan ada balasannya, baik di dunia ataupun di akhirat nanti. Jika kita berbuat baik, tentunya kebaikan pula balasan yang akan diberikan oleh Allah Swt. “Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan pula”.
(QS.Ar-Rahman [55]: 60).

Maka dari itu berbuat baiklah kepada siapapun, bahkan kepada orang yang telah berbuat jahat kepada kita. Mengapa? Karena kebaikan tersebut dilipatgandakan di sisi-Nya. Hal ini dijelaskan di dalam Al-Qur’an. “Mereka itu diberi pahala dua kali lipat disebabkan kesabaran mereka dan mereka menolak kejahatan dengan kebaikan dan sebagian dari apa yang telah kami rezekikan kepada merek nafkahkan”. (QS. Al-Qashash [28]: 54).

  •   Kebaikan & keburukan adalah ujian

Pada hakikatnya hidup dan mati manusia adalah ujian. Dunia adalah musim untuk menanam dan akhirat adalah musim untuk memanen. Dunia adalah negeri untuk beramal dan akhirat adalah negeri untuk memetik hasilnya. Barang siapa yang ketika hidup di dunia banyak beramal baik, maka surga menjadi tempat baginya di akhirat kelak. Bagitu juga sebaliknya, barang siapa yang ketika hidup di dunia banyak beramal jelek, maka tidak ada pembalasan melainkan seimbang dengan apa yang telah ia perbuat.

            Untuk memperoleh keberhasilan dalam menghadapi ujian tersebut, seorang muslim harus menyadari betul, bahwa ujian yang diberikan oleh Allah SWT kepada hambanya yang beriman jauh berbeda dengan ujian yang ditimpakan kepada orang-orang kafir. Orang mukmin akan mendapatkan ujian yang jauh lebih berat, musuh yang dihadapi sangat banyak, cobaan dan rintangan yang harus dihadapi sangat variatif dan berlapis.
Sumber :


1 komentar: